Akreditasi Di Ambang Waktu
Akreditasi. Adalah kata kerja yang sedang menghantui gue saat ini. Bak wewe gombel yang siap menerkam, bak kolor ijo yang memperkosa pikiran ku setiap hari.
Gara-gara akreditasi sekolah gue jadi punya teori yang gue sambung-sambungi masalah jodoh. Yaitu ketika kita ditolak lamaran sama camer, kita bisa ajukan Akreditasi diri, biar dapet pengakuan dari camer. Ya akreditasikan sebuah kegiatan yang tujuannya agar sekolah diakui. Dan ini bisa di aplikasikan di dunia perjodohan.
Gara-gara akreditasi sekolah gue jadi punya teori yang gue sambung-sambungi masalah jodoh. Yaitu ketika kita ditolak lamaran sama camer, kita bisa ajukan Akreditasi diri, biar dapet pengakuan dari camer. Ya akreditasikan sebuah kegiatan yang tujuannya agar sekolah diakui. Dan ini bisa di aplikasikan di dunia perjodohan.
Baru mulai februari gue jadi guru, dan enak saja kepala sekolah ngangat gue jadi Kaprodi di sekolah baru yang gue ajar. Dan kalau begitu mau nggak mau gue harus jai tim akreditasi di sekolah itu. Dan asal tahu saja menjadi kaprodi adalah tanggung jawab terbesar setelah kepala sekolah untuk masalah akreditasi sekolah SMK.
Ini cepet banget, gue terkejut banget ketika gue baru tahu dari rekan-rekan gue kalau tanggung jawab Kaprodi itu lumanyun. Apa lagi kalau gue pikir gue belum ada pengalaman surat menyurat kaya asalah di sekolah-sekolah atau instansi. Jangankan buat surat resmi yang ada stempel birunya. Gue buat surat cinta aja typo, nggak pernah di bales, langsung dibakar suratnya, apa lagi buat surat resmi yang kolom jabatan dan title nggak boleh salah titiknya saja. Dan yang terjadi adalah untuk satu surat gue bisa ngabisi 5 lembar A4 untuk ngeprint. Pemborosan.
Dan untuk sebuah Akreditasi seorang Kaprodi harus tahu seluk beluk sekolahnya. Misalnya visi, misi dan tujuan sekolah harus apal luar kepala, terus nama-nama guru, petugas sekolah lainnya, juga nama-nama murid. Dan sekarang jangankan visi misi kucing kantin aja gue belum kenal, kan untuk akreditasi itu juga penting. Misalnya, nama gebetan kucing di kantin, keturunan apa kucing di kantin, tiap malem apa mereka pacaran atau sekedar jalan, atau ada orang ketiga nggak diantara kucing-kucing itu. Dan di status gue sekarang apa yang gue tahu dari sekolah itu, selain ada murid cakepnya.
Gue yang nggak pakai surat lamarn untuk masuk di sekolah itu bisa aja mengabaikan, tapikumis kepala sekolah terlalu anggun untuk ditinggalkan. Eh, bukan itu typo jangan dibaca. Selain gue juga nggak begitu mengerti sama masalah sarana dan prasara gue juga lagi proses penyelesaian Tugas Akhir yang bikin otak gue hampir berakhir. Otak gue sekarang udah terbelah menjadi dua antara pekerjaan dan tugas akhir yang keduanya adalah tanggung jawb bagi gue. Satu tanggung jawab gue sebagai guru untuk nyelesaiina Akreditasi dan dua tanggung jawab gue sebagai Mahasiswa tingkat akhir untuk nyelesaiin Tugas Akhir. Dan yang namanya anggung jawab gue nggak bisa begitu aja lari, kabur terus hahahihi... mungkin lepas beban gue tapi untuk sementara aja.
Sebagai seorang manusia yang masih menghasilkan upi untuk di ngupl gue harus berusaha keras atas tanggung jawab gue. Agama gue mengajarkan untuk selalu berbuat baik tanpa memikirkan imbalan, iklas dan jadikanlah ibadah apa yang gue kerjakan, selama itu ggak keluar dari nilai kebaikan.
Ini adalah sebuah omelan saja yang mungkin gue harus keluarin untuk gue bisa lepas sedikit beban aja. Ngerjain tugas seharian nggak juga bakalan selesai, mungkin ngelepasin rasa resah akan membuat gue plong lagi dan mulai lagi dengan senyum.
Semoga saja akreditasi ini berjalan dengan lancar dan accesor dapat memberi nilai yang terbaik.
Gue yang nggak pakai surat lamarn untuk masuk di sekolah itu bisa aja mengabaikan, tapi
Sebagai seorang manusia yang masih menghasilkan upi untuk di ngupl gue harus berusaha keras atas tanggung jawab gue. Agama gue mengajarkan untuk selalu berbuat baik tanpa memikirkan imbalan, iklas dan jadikanlah ibadah apa yang gue kerjakan, selama itu ggak keluar dari nilai kebaikan.
Ini adalah sebuah omelan saja yang mungkin gue harus keluarin untuk gue bisa lepas sedikit beban aja. Ngerjain tugas seharian nggak juga bakalan selesai, mungkin ngelepasin rasa resah akan membuat gue plong lagi dan mulai lagi dengan senyum.
Semoga saja akreditasi ini berjalan dengan lancar dan accesor dapat memberi nilai yang terbaik.
Komentar