Belajar Mengajar


Dimulai dari mengisi kekosongan waktu akhir semester perkuliahan, aku mencoba mencari pengalaman baru di dunia yang selama ini mengajariku. Dunia Pendidikan. Menjadi guru adalah menjadi agenda yang wajib dari sebualn yang lalu. Pergi pagi di dua hari dalam sau mingu yaitu selasa dan rabu menjadi suatu hal yang baru. Berpakain rapih, mencoba berwibawah di depan murid jadi tanggung jawab baru. Karena bagaimanapun guru adalah orang yang menjadi contoh dari murid, lah kalau saya tidak rapih bagaimana mau ngerapiin murid-murid yang berantakannya kaya ngalahin preman pasar. Dan bagaimana membuat disiplin moral yang kalau saya sendiri masih tidak mencontohkan.

Itu pelajaran pertama yang aku dapat dari menjadi seorang guru. Sabar adalah sikap yang perlu dilatih ketika aku baru jadi seorang umar bakri. Bagaimana tidak mereka tingkahnya kaya gasing harus di hadapi satu-satu. Aku menganggapnya adalah tanggung jawab moral ini yang paling berat aku rasa menjadi seorang guru. Bersikap ramah padahal acuh, bersikap bijaksana padahal bijaksini, serrasa bohong. Dan lagi adalah tanggung jawab intelektual, untuk yang satu ini tidak berjalan mulis tanpa adanya moral yang harus didisiplinkan.

Mungkin akan aku ceritakan dari pertama kenapa menjadi guru. Ya walaupun tidak untuk selamanya tapi aku kira menyenangkan.

Yang pertama adalah waktu yang kosong karena semester akhir, kedua adalah memang aku suka mengajar dan berbagi, yang ketiga apa lagi kalau nggak karena duit, memang semuanya UUD (ujung-ujungnya duit).

Pertama aku mendapat info dari seorang teman yang dia memang sudah menjadi guru pengganti di salah satu sekolah. Dia bilang sebuah sekolah swasta butuh guru yang mempunyai keahlian ilmu computer jaringan, bersedia mengajar, bertanggung jawab, pintar, ganteng, single, dari keluarga baik-baik dan itu adalah diri aku banget (ngawur dikit). Dan setelah mendengar honor perjamnya aku tertarik. Apa lagi hanya 2 hari dalam seminggu. Ya walupun dikit nggak masalah yang penting kerjain dulu.

Dan setelah itu aku langsung datang ke sekolah yang di maksud. Aku menemui bapak kepala sekolah. Dan hasilnya aku diterima dengan sangat mudah tanpa tes apapun (mungkin karena criteria kegantengan ku). Dan setelah itu setiap minggunya aku mulai mnegajar dan belajar bagaimana cara mengajar dan menghadapi siswa yang tingkahnya seperti gasing. Hingga sekarang. Dan ketika saya sedang ngetik ini besok adalah ujian sekolah murid-murid ku.

Seiring waktu yang berjalan bak sinetron atau film yang diepisodekan akupun mulai mengerti kalau mengajar adalah sebenarnya belajar. Ya memang, aku sadar kalau aku harus lebih bersabar dalam menghadapi setiap orang, aku harus belajar bersikap, berpakaian yang baik, dan yang paling sadar adalah bahwa aku dulu juga seperti mereka dan aku baru tahu bahwa mungkin guruku dahulu mengalami rasa kesal seperti yang sekarang aku alami (maafkan aku ibuk bapak guru).

Jadi kepikiran dulu ketika aku jadi murid. Dengan bangganya bikin guru kesel, bahkan ada yang nangis, ada yang dikatain radio rusak , nini lampir dan sebagainya. Semoga guru-guru ku terdahulu memaafkan dosa-dosa yang pernah ku buat hehehehehe…. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diagram Use Case Dan Use Case Description

Beberapa Website Keren Yang bisa Bikin Kita Cerdas

Apa itu SKPL Dan Kebutuhan Perangkat Lunak ?