Jangan Sembarang Pakai "Bahasa Ibu"
Bahasa Ibu adalah Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali digunakan oleh seseorang dengan orang lain (kamusbesar.com). Atau kalau menurut ku bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali dimengerti seseorang. Misalkan bahasa ibu ku adalah bahasa Indonesia.
Aku masih nggak ngerti kenapa dari keci langsung di ajarkeun bahasa indonesia padahal kan keluarga ku asli keturunan jawa. Akhirnya ya begini ni tau, ngerti dan lancar ngomong bahasa jawa tapi malah di ketawain kalau aku ngomong jawa di Kampung halaman. Katanya lucu. . . apanya yang lucu ?
Tapi postingan ku kali ini nggak ada hubungannya sama bahasa ibuku itu. Dan di sini aku nggak mencba mendeskriditkan salah satu suku atau bahasa ibu mereka. Cuma hanya ada rasa yang menggelitik yang memang pengen di tulis aja. Rasanya kok kaya sesak poop gitu mesti di keluarin.
Dimulai dari sebulan yang lalu kalau nggak salah (berarti bener) kami (sekontrakan) kedatangan temen dari daerah (aceh). Sebenernya nggak dari daerah juga sih, dah diah udah lama tinggal di banten yang bahasanya nggak jauh - jaug beda sama sunda. Tapi accent-nya masih kental aceh.
Sebut saja namanya Adi (bukan nama sebenarnya) ce ileh ini kaya cerita xx gitu kesannya, tapi memang nggak boleh sebutin nama aslinya sebab dia udah jadi tentara nanti bisa berabe kalau dia tahu aku yang nulis lagi.
Nah dia dateng ke bandung untuk tes masuk jadi tentara, Banyak hal yang dia ceritain sama aku. Orangnya termasuk terbuka dan banyak bicara dia, menarik dan menyenangkan di selah sela pembicaraan kami dia pegang tangan ku dan dia nembak aku (terima nggak ya ? ) tunggu2 dulu masak iya dia kan cowok ?. bukan itu dia nggak suka sama aku aku apa lagi. Dia coba pegan tangan ku katanya dia bisa tahu penyakit dari hanya memegang tangan gitu ( atau cuma modus aja).
Dia bilang ke aku katanya aku punya jantung (lah kalau nggak ya udah det kali gua). aku ngangguk2 aja ( biar dia seneng). Terus dia cerita panjang lebar tentang dirinya, (padahal aku udah nagnuk banget) tapi kita harus menghormati tamu dan menghargai teman. Ya walaupun aku baru kenal aku anggap kenal hanya dari satu almamater yang sama yaitu dulu ketika semasa puti abu2. Lagian dia adik kelas ku.
Setelah beberapa mnggu aku ngggak denger lagi kabar tentangnya (ini bukannya kangen ya maksudnya) tapi seorang teman (kotrakan) yang kemarin baru jumpa dengan si adi tadi mengatakan bahawa adi sudah lewat menjadi tentara. Aku mengucapkan syukur dalam hati. Tapi ada lanjutan ceria teman ku tadi yang bikin hati ku tergelitik.
Karena teman (kitrakan ku) ini orang aceh juga jadi mereka selalu menggunakan bahasa ibu mereka. SI Adi tadi tu ngejelek - jelekin temen seperjuangannya ketika masuk tentara di satu meja bersama menggunakan bahasa ibu mereka. Lah tentunya si temen itu kagak ngerti bahasa aceh lah wong dia orang Banten. Dan temen (kontrakanku) berkisah lagi ketika Adi hendak membayar uang makan mereka dia memaki - maki dengan bahasa aceh yang menurut ku sangat - sangat tidak sopan ( kalau di indo-in bajngan, berengsek dll). lagi - lagi tu oang ya kagag tahu lah dia wong sunda.
Sekali lagi aku nggak masksud untuk mendeskriditkan suatu suku atau bahasa ibu. Sekalipun aku orang jawa tapi seluruh tubuh ini adalah dari tanah aceh, meski nggak akan ada yang percaya aku tetep keke kalau aku orang aceh, sekalipun di katain petani ganja aku tetep kekeh kalau aku orang aceh, seklaipun aku nggak begitu ngerti sama bahasa aceh aku tetep mengatakan aku orang aceh titik.
Tapi tindakan Adi itu ngebuat harga diri ku ngerasa terinjek - injek, aku malu semalu malunya sebagai seorang putra aceh. Memang mereka (selain orang aceh) nggak ngerti apa yang adi katakan tapi itu tindakan yang menurut aku tidak terpuji dengan menggunakan bahasa ibu. Terserah siapapun yang baca mau setuju atau nggak.
Atau mungkin kita memang pernah melakukan hal yang sama tapi mungkin dengan kadar yang biasa hanya untuk tertawa tidak berlebihan. Dan yang lebih tidak hati ku terima adalah dia yang sudah menjadi tentara yang baru lululus. Apakah itu hasil didikan menjadi tentara. Kuat fisik, pintar akal akan memuai semua itu jika ahklak tak terpuji.
Semoga ini biasa menjadi cambuk ku sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama.
Bagi ku ibu adalah orang nomor satu dalam hati ku dan pasti untuk semua orang di luar kecuali ada sesuatu hal yang membuat mereka tidak mencintai sang ibu. Tapi pasti ada di dalam lubuk hati terdalam mereka mencintai ibu. Karena itu kenapa kita menggunakan bahasa "ibu" kita untuk menghina orang lain apa lagi kelompok lain.
Sebut saja namanya Adi (bukan nama sebenarnya) ce ileh ini kaya cerita xx gitu kesannya, tapi memang nggak boleh sebutin nama aslinya sebab dia udah jadi tentara nanti bisa berabe kalau dia tahu aku yang nulis lagi.
Nah dia dateng ke bandung untuk tes masuk jadi tentara, Banyak hal yang dia ceritain sama aku. Orangnya termasuk terbuka dan banyak bicara dia, menarik dan menyenangkan di selah sela pembicaraan kami dia pegang tangan ku dan dia nembak aku (terima nggak ya ? ) tunggu2 dulu masak iya dia kan cowok ?. bukan itu dia nggak suka sama aku aku apa lagi. Dia coba pegan tangan ku katanya dia bisa tahu penyakit dari hanya memegang tangan gitu ( atau cuma modus aja).
Dia bilang ke aku katanya aku punya jantung (lah kalau nggak ya udah det kali gua). aku ngangguk2 aja ( biar dia seneng). Terus dia cerita panjang lebar tentang dirinya, (padahal aku udah nagnuk banget) tapi kita harus menghormati tamu dan menghargai teman. Ya walaupun aku baru kenal aku anggap kenal hanya dari satu almamater yang sama yaitu dulu ketika semasa puti abu2. Lagian dia adik kelas ku.
Setelah beberapa mnggu aku ngggak denger lagi kabar tentangnya (ini bukannya kangen ya maksudnya) tapi seorang teman (kotrakan) yang kemarin baru jumpa dengan si adi tadi mengatakan bahawa adi sudah lewat menjadi tentara. Aku mengucapkan syukur dalam hati. Tapi ada lanjutan ceria teman ku tadi yang bikin hati ku tergelitik.
Karena teman (kitrakan ku) ini orang aceh juga jadi mereka selalu menggunakan bahasa ibu mereka. SI Adi tadi tu ngejelek - jelekin temen seperjuangannya ketika masuk tentara di satu meja bersama menggunakan bahasa ibu mereka. Lah tentunya si temen itu kagak ngerti bahasa aceh lah wong dia orang Banten. Dan temen (kontrakanku) berkisah lagi ketika Adi hendak membayar uang makan mereka dia memaki - maki dengan bahasa aceh yang menurut ku sangat - sangat tidak sopan ( kalau di indo-in bajngan, berengsek dll). lagi - lagi tu oang ya kagag tahu lah dia wong sunda.
Sekali lagi aku nggak masksud untuk mendeskriditkan suatu suku atau bahasa ibu. Sekalipun aku orang jawa tapi seluruh tubuh ini adalah dari tanah aceh, meski nggak akan ada yang percaya aku tetep keke kalau aku orang aceh, sekalipun di katain petani ganja aku tetep kekeh kalau aku orang aceh, seklaipun aku nggak begitu ngerti sama bahasa aceh aku tetep mengatakan aku orang aceh titik.
Tapi tindakan Adi itu ngebuat harga diri ku ngerasa terinjek - injek, aku malu semalu malunya sebagai seorang putra aceh. Memang mereka (selain orang aceh) nggak ngerti apa yang adi katakan tapi itu tindakan yang menurut aku tidak terpuji dengan menggunakan bahasa ibu. Terserah siapapun yang baca mau setuju atau nggak.
Atau mungkin kita memang pernah melakukan hal yang sama tapi mungkin dengan kadar yang biasa hanya untuk tertawa tidak berlebihan. Dan yang lebih tidak hati ku terima adalah dia yang sudah menjadi tentara yang baru lululus. Apakah itu hasil didikan menjadi tentara. Kuat fisik, pintar akal akan memuai semua itu jika ahklak tak terpuji.
Semoga ini biasa menjadi cambuk ku sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama.
Bagi ku ibu adalah orang nomor satu dalam hati ku dan pasti untuk semua orang di luar kecuali ada sesuatu hal yang membuat mereka tidak mencintai sang ibu. Tapi pasti ada di dalam lubuk hati terdalam mereka mencintai ibu. Karena itu kenapa kita menggunakan bahasa "ibu" kita untuk menghina orang lain apa lagi kelompok lain.
Komentar