Pelajaran Yang Ku Dapat Dari Touring
Traveling, Touring, Hiking Dan berbagai kegiatan lain yang mungkin membuat kita mengalami hal - hal yang baru yang dikatakan sebagai pengalaman. Dan pengalaman itu yang membuat kita mengerti dan belajar.
Beberapa hal yang aku dapatkan ketika aku melakukan Touring Bandung - Aceh yang mungkin tidak akan bisa aku lupa.
Rencana Itu Penting
Selama ini aku cuma mengikuti filosofi air yang mengalir tanpa sadar bahwa sebuah rencana itu penting. Hasil yang baik itu tidak mungkin akan tercipta tanpa rencana yang baik. Seperti ketika aku Touring, banyak hal - hal kecil yang menurut ku sepele tapi hal sepele yang malah jadi fatal. Seperti obat masuk angin, masker dan kaca mata. jadi inget kata - kata " sebaik - baiknya rencana rencana yang dikerjakanlah yang terbaik".
Tapi Juga Sebaik - Baiknya Rencana, Rencana Tuhanlah Yang Terbaik
Segala perencana adalah Tuhan yang maha kuasa. Kami berdua yakin sangat bahwa akan sampai di lampung soreh dengan kecepatan sekian. Tapi nyatanya samapinya malam. Kami yakin arus mudik tidak ada razia polisi tapi nyatanya kantong kami robek 200 ribu dan terpaksa memutar otak untuk melanjutkan perjalanan.
Melihat Kedepan Lebih Baik Dari Pada Melihat Kebelakang
Selain kalau jalan sambil melihat kebelakang bisa nabrak pentingnya lihat kedepan adalah membuat kita bisa berpikir positif. Selama perjalanan kami terus melihat kedepan. Terus menelusuri jalanan yang belum pernah kami lewati, Tanpa mengulangi jalan yang sama.
Nyaman Itu Nggak Selamanya Tenang
Bangun pagi - Sarapan - Berangkat Kuliah - Mantengi Presentasi Dosen, - Makan Di kantin - Komen2 di medsos - Pulang - Mandi lagi - Makan - Ngerjain Tugas. Kegiatan yang begitu - begitu saja meski nyaman tapi kadang membuat bosan perlu sekali - kali jalan ya paling ke Mall, lihat buku baru. Namun aku sadar kenyamanan kadang menghlangkan rasa nyaman itu sendiri itu yang membuat kaang pikiran nggak tenang apa lagi bahagia. Keluar dari zona nyaman touring beberapa bulan kemarin membuat aku mengeti.
Banyak Orang Baik Di Luar Sana
Ternyata masih banyak orang baik di luar sana di zaman kaya sekarang. Buktinya ketika di Lampung, kami terpaksa bermalam sampai dua malam karena kami nggak kuasa untuk pergi lantaran di tahan. Begitu baiknya mereka sampai - samapi memberi kami salam tempel. Padahal waktu itu baru pertama kalinya kami bertemu dengan keluarga itu. Keluarga ibu angkat dari teman ku. Sekarang mereka menjadi bagian dari keluarga.
Don't Judge A Book From The Cover
Yang terlihat ramah, rapih, baik dan sopan eh tau - tau malah malak kami. Itu kejadian waktu kami lagi singgah di masjid kecil di kampung sekitar jalan lintas Rantau Perapat - Medan. Sebaliknya Orang sangar, suara serem bak perampok hatinya hello kitty.
Nggak Semua Yang Kita Miliki Itu Milik Kita
Aku sdar itu ketika kami kehilangan tas yang di dalamnya berisi Al-qur'an, obat - obatan dan uang yang nilainya lumayan. Tapi ketika di sesali semua itu nggak akan mungkin balik kembali ke tangan kita. Itu pentingnya terus berpikir ke depan, melihat rejeki itu datang dari berbagai arah. Meskipun seberapa usaha ku untuk menjaga apa yang aku miliki tapi ketika itu bukan memang milik ku semau itu akan pergi ke tangan yang lebih membutuhkan. Semoga yang mengambil membaca isi Al-quran itu.
Perbedaan Bukan Untuk Dibedakan Tapi Untuk Dimengerti
Biasanya aku tahu hanya dari buku kalau di Indonesia memang berbeda - beda suku tapi nggak masuk ke dalam kehidupan kulturnya. Jika biasa hanya di aceh dan beberapa thun belakang di Bandung lantas itu nggak ngebuat ku mengerti beda yang sesunggunya. Tapi kemarin dari Jakarta dengan logat betawinya, Lampung yang banyak orang jawanya, Pekan baru dengan melayu, Palembang wong kito galo. Bukan bahasa saja makanan dan cara menyapa. Jadi ingat iklan mie instan "Perbedaan seperti minyak dan air. Tidak bisa bersatu tapi bisa beriringan".
Kematian Itu Sangat Dekat
Banyak tragedi selma lima hari perjalanan. Dari Bus yang masuk ke dalam parit, Truk terpuruk di dalam jurang, Mini Bus nyeruduk tebing. Tapi yang lebih dekat kematian itu datang ketika kami sedang santainya melaju di atas aspal, angin tenang mengibas - ngibas kami, maahari baru seperempat langit di arah timur namun tanpa sadar di samping kami sebah pohon yang besar tiba - tiba rubuh di hadapan kami Tuhanlah yang masih memberi kesempatan pada kami. Aku baru sadar kematian sangat dekat.
Kemenangan Sebenarnya Adalah Proses
Sesampai di tugu bertuliskan "Selamat Datang Kota Langsa" tidak ada kata - kata yang bisa mewakilkan kebahagiaan kami. Kami teriak sejadi - jadinya, rasa tidak percaya mengelilingi pikiran kami. Rasa bangga, rasa haru, rasa yang sebelumnya tidak pernah ku rasakan. Tapi di situ aku sadar sampainya kami di rumah adalah tidak lain dari sebuah proses yang kami lalui dengan berbagai halang rintang yang tak terduga.
Hidup Seperti Touring
Ini ku dapat ketika kutbah Idul Fitri. Khatib mengatakan bahwa hidup itu seperti berlayar. Kita adalah seorang penumpang dalam satu kapal yang memiliki peran masing - masing di sebuah kapal itu. Yang singgah dalam sebuah pulau, tapi tujuan sebenarnya adalah akhirat.
Komentar