Ini Pikiran Ku Tentang Debat Dua Profesor Masalah : 6 x 4 atau 4 x 6
Siapa yang belum mendengar tentang berita ini ? Perdebatan Dua Profesor tersohor dari dua Universitar terdepan di Indonesia. Kedua profesor tersebut adalah Prof Yohanes Surya yang dikenal dengan konsep Matematika dan Fisika GASING (Gampang Asyik Menyenangkan)-nya, serta Profesor Matematika asal Institut Teknologi Bandung (ITB) Iwan Pranoto. Untuk Lebih jelas perdebatannta kita bisa baca disini.
Kurang lebih dari penjelasan Prof. Yohanes, Prof. Iwan mengatakan bahwa ada perbedaan tentang Ilmu alam dan Matematika. Katanya lagi "Di ilmu alam, kita mengamati alam, lalu berteori. Di Matematika, kita berteori dan bernalar dengannya, menjelajah berbagai inferensinya".
Perdebatan di media ini yang saling memberkan tri, mengingatkan ku pada perdebatan guru sejarah dan biologi ketika aku SMP. Memang tidak seperti perdebatan seorang profesor yang sudah menekuni banyak ilmu. Tapi mungkin aku sedikit berkaca, antara guru sejarah yang terus medalami sejarah dan guru biologi yang tidak percaya dengan beberapa mitos sejarah.
Mungkin begitulah yang ada di pikiran ku tentang perdebatan kedua profesor. Antara Profesor di bidang fisika dan Profesor di bidang mate - matika. Mungkin dalam mendalami kedua bidang ilmu ini keduanya menggunakan perhitungan dan angka - angka. Tapi menurut konsep dasar bahwa mate - matika dan fisika memang berbeeda. Yang satu mengitung turus menghitung, sedangkan yang satu menghitung berdasarkan kejadian alam di sekitar.
Meski secara konsep dasar berbeda tapi keduanya bisa dikatakan sama. Aku pernah memiliki dosen yang bidang ilmunya adalah fisika api dia mengajar matematika. dan dia mengatakan bahwa memang ada perbedaan di antara keduanya.
Nah di berita ini yang diperdebatkan adalah soal anak SD seharusnya kembali pada anak SD itu sendiri. Yaitu bagaimana cara anak SD berpikir. Untuk bisa tahu dan memahami apa itu perkalian. Atau kemabali pada gurunya yang harus lebih bisa memahami anak didiknya. Lebih menguasai materi apa yang ia berikan pada murid - muridnya. Ittu yang akan menjadikan pendidikan di indonesia ini maju. Bukan perdebatan di bidang ilmu masing - masing yang kesannya egois untuk membenarkan diri sendiri.
Mungkin msalah ini bisa memberi pelajaran untuk kita semua. Baik pemerintah yang harus lebih memperhatikan kualitas pendidik di negri ini, orang tua yang harusnya tidak membebani sekolah saja dalam hal pendidikan ntuk anaknya, sebab orang tualah yang paling berperan dalam mendidik anak. Dan para ahli ilmu yang merancang pembelajaran untuk siswa demi menunjang kualitas sumber daya manusia di Indonesia tercinta ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat, jika ada kesalahan kata dan ketidak nyamanan itu semua adalah kekurangan dari penulis itu sendiri mohon di maafkan. Terima kasih.
Perdebatan di media ini yang saling memberkan tri, mengingatkan ku pada perdebatan guru sejarah dan biologi ketika aku SMP. Memang tidak seperti perdebatan seorang profesor yang sudah menekuni banyak ilmu. Tapi mungkin aku sedikit berkaca, antara guru sejarah yang terus medalami sejarah dan guru biologi yang tidak percaya dengan beberapa mitos sejarah.
Mungkin begitulah yang ada di pikiran ku tentang perdebatan kedua profesor. Antara Profesor di bidang fisika dan Profesor di bidang mate - matika. Mungkin dalam mendalami kedua bidang ilmu ini keduanya menggunakan perhitungan dan angka - angka. Tapi menurut konsep dasar bahwa mate - matika dan fisika memang berbeeda. Yang satu mengitung turus menghitung, sedangkan yang satu menghitung berdasarkan kejadian alam di sekitar.
Meski secara konsep dasar berbeda tapi keduanya bisa dikatakan sama. Aku pernah memiliki dosen yang bidang ilmunya adalah fisika api dia mengajar matematika. dan dia mengatakan bahwa memang ada perbedaan di antara keduanya.
Nah di berita ini yang diperdebatkan adalah soal anak SD seharusnya kembali pada anak SD itu sendiri. Yaitu bagaimana cara anak SD berpikir. Untuk bisa tahu dan memahami apa itu perkalian. Atau kemabali pada gurunya yang harus lebih bisa memahami anak didiknya. Lebih menguasai materi apa yang ia berikan pada murid - muridnya. Ittu yang akan menjadikan pendidikan di indonesia ini maju. Bukan perdebatan di bidang ilmu masing - masing yang kesannya egois untuk membenarkan diri sendiri.
Mungkin msalah ini bisa memberi pelajaran untuk kita semua. Baik pemerintah yang harus lebih memperhatikan kualitas pendidik di negri ini, orang tua yang harusnya tidak membebani sekolah saja dalam hal pendidikan ntuk anaknya, sebab orang tualah yang paling berperan dalam mendidik anak. Dan para ahli ilmu yang merancang pembelajaran untuk siswa demi menunjang kualitas sumber daya manusia di Indonesia tercinta ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat, jika ada kesalahan kata dan ketidak nyamanan itu semua adalah kekurangan dari penulis itu sendiri mohon di maafkan. Terima kasih.
Komentar