Indonesia Merdeka "katanya"



Besok tepat tanggal 17 Agustus 2013 Indonesia menyatakan kermerdekaannya untuk ke 68 kalinya. Ini terus di peringati semenjak pengikraran kemerdekaan Indonesia yang di sampaikan oleh Predisen RI yang pertama, Ir. Sukarno. Sampai sekarang perayan kemerdekaan Indonesia terus menjadi ceremony yang membangkitkan jiwa nasionalisme setiap insan. Bukan itu saja, perayaan dan rasa syukur atas kemerdekaan yang di lambangkan dengan merah putih dan senjata bambu runcing ini terus bermetamorfosis seiringnya kreatifitas masyarakat indonesia sendiri. Film - film berasaskan kemerdekaan, Nasionalisme mewarnai datangnya kemerdekaan. Namun sayangnya itu semua hanya menjadi musiman sesaat saja. jiwa nasionalisme yang timbul dan terbentuk hanya sekedar dua jam sesaat setelah menonton film tersebut, dan tiga hari selama merayakan kemerdekaan. Setelah itu semua hanya lingkarang individual yang terbentuk oleh arus globalisasi yang menjerumus ke budaya luar.

Jika di telisik dari pengertian umum Merdeka adalah saat di mana sebuah negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya. Jika di pandang secara pribadi Merdeka adalah saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi sinonimnya adalah kebebasan (dengan tidak mengabaikan nilai sosial dan norma Agama). Dari kedua hal tersebut bisa kita mendapat jawaban dari keseharian negara kita. Apakah sudah dalam konteks merdeka yang sebenarnya, merdeka ecek - ecek, memaksakan diri merdeka, atau merdeka di atas kemerdekaan nama lain. 

Untuk satu Point umum pengetian kemerdekaan (pandangan Eksternal), Indonesia memiliki bukti yang telah dunia lihat. Yaitu pengakuan dari negara - negara di selluruh dunia bahwa kemerdekaan memang sudah di raih. Namun tampaknya tidak untuk point (internal) rasa - rasanya kemerdekaan Indonesia masih jauh dari yang di harapkan. 

Karena Kemerdekaan tidak hanya dalam satu aspek Tapi kesemua aspek dalam sebuah kenegaraan. Mulai dari Sosial, Ekonomi, Budaya sampai Politik. Karena bagaimanapun aspek - aspek ini saling berhubungan erat seperti empat sudut yang saling menguatkan. Apakah yang ilihat dari setiap aspek sudah merdeka. Rasanya tidak, bahkan dari kacamata orang awam seperti saya.

Dari aspek Sosial dari cermin media televisi, cetak dan internet indonesia masih jauh mencermikan kehidupan bersosial yang merdeka. Semangkin kesini semangkin miskin saja. Semangkin primitif. Kesenjangan sosial membuat seakan lapisan perbedaan semangkin jauh. Kerusuhan, anarkis, bentrok di setiap daerah dan yang sangat ironi terjadi di kota besar bahkan aparat dan para orang peroendidikan. Inilah yang terjadi ketika Hukum tidak lagi digunakan hanya di buat sebagai embel - embel.

Budaya yang sangat fatal. Keluar masuknya budaya lain seakan menjadi hal yang biasa. Negara Indonesia dalah di kenal dengan budaya timur yang menjunjung tinggih kearifan, norma - norma agama dan lain - lain. namun tampaknya ini akan memudar seiring perekonomian yang semangin di kuasai oleh pihak - pihak asing yang tidak memperdulikan buda timur, hanya memikirkan keuntungan semata. 

Jelas itu semua ( perekonomian ) bisa di kuasai atas persetujuan dari pihak bangsa sendiri. Dalam hal ini 'suap' yang menjadi menu utama berita setiap harinya. Dan gilanya perekonomian Indonesia hampir seluruhnya di kuasai orang luar.

Itu semua yang telah teracak - acak tidak lain tidak bukan adalah karena politik Indonesia telah berada di bawah politik yang lebih kuat. 

Nah apa sekarang masih mengatakan Indonesia Meredeka ? Mungkin merdeka "katanya". Ternyata Kita masih terlepas dari belenggu dari penjajahan fisik saja.

Untuk pengertian kemerdekan secara khusus (kemerdekaan secara pribadi) tampaknya Indonesia masih perlu berusaha lebih keras lagi mendekati kata merdeka yang sebenarnya. Kemiskinan menjadi peer penting. Hak pendidikan, Pembangunan yang tidak merata, serta hukum yang lemah terhadap warga miskin.Padahal jika di telisik lebih medetail adalah kemerdekaan yang sebenarnya datang dari setiap pribadi membesar ke keluarga, lalu menambah ke tetangga dan menjadi lebih besar ke masyarakat dan ke negara.

Untuk itu mulailah dari diri sendiri untuk bisa membedakan arti kemerdekaan yang sebenarnya. Bukan ceremony yang sifatnya sementara, lalu hilang. Bukan hanya menang dalam pertandingan olah raga dan berkibarlah bendera merah putih paling tinggih. Tapi sebenarnya rasa bangga terhadap apa yang di miliki negara Kita Republik indonesia dan mengembangkannya dengan menjadi peribadi Indonesia yang sebenarnya dengan ukuran norma - norma pancasila yang sebenarnya, Tanpa mengabaikan kebaikan budaya luar dengan memfilter kejelekan atau keburukan yang nantinya menjadi negara ini rusak.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diagram Use Case Dan Use Case Description

Beberapa Website Keren Yang bisa Bikin Kita Cerdas

Apa itu SKPL Dan Kebutuhan Perangkat Lunak ?