Kopi Dan Segala Kebaikan Yang Diciptakan


“Saat seduhan panas hitam kopi dan pena menyatu dalam lembar buku.. tunggu aku dalam imajenasi itu”

Kopi… kopi… Semuanya tentang biji hitam yang menyenangkan.

Biji hitam yang tidak pernah berhenti memberi cerita menjadi kisah. Mulai dari Dee yang melambangkan kopi atas kesempurnuaan yang tidak akan pernah ada, Andrea Hirata yang melalui hitamnya memberikan simbol atas cinta yang terkemas sederhana dalam gelas, senandung one cup of coffee Bob Marley tercipta juga teruntuk kopi. Sederhana, cantik, menawan, dan mempesona, itulah kopi.

Kopi merevolusi pikiran dan hati menjadi intuisi.

Revolusi prancis bermula dari minuman pahit ini. Mereka penikmat kopi, duduk di café-café, mengobrol panjang lalu terbentuk pemikiran-pemikiran yang tercipta atas dasar pahitnya kopi yang pada zaman itu  berbanding lurus dengan pahitnya hidup ditawan dalam sistem kerajaan yang korup. Terjadilah revolusi yang sampai sekarang menjadi catatan sejarah dunia. Karena kopi.

Namun tahukah, jauh dari sebelum itu, para sufi menjadikan kopi sebagai penguat, penahan rasa kantuk untuk berzikir, melafaskan pujian-pujian dan permohonan ampun pada sang maha pecipta, Allah SWT.

Kopi menjadi penawar rasa kantuk untuk para penggiat ilmu. Mulai dari profesor, mahasiswa atau sekedar pelajar. Seakan tidak ada hentinya kopi menemani sepanjang perjalanan hidup manusia.

Tidak hanya penggiat ilmu, mereka sang pengelana yang melalang buana, menjadikan kopi sahabat mereka istirahat menikmati alam dunia, atau sekedar kultur penduduk asing yang tidak terjamah. Atau mereka penggiat seni, kopi menjadi pilihan tersendiri untuk berkreasi. Mereka para penulis, menjadikan kopi teman berkata. Dan tahukah bagi sebagian orang, kopi tidak bisa dipisahkan oleh buku. Kopi menjadi candu yang menganguskan pelipur.  

Jadilah tercipta kisah-kisah yang terbentuk dari sebuah biji yang disebut kopi.

Tidak akan pernah habis berbicara kopi. Bahkan seorang sufi yang bernama Shadhili Abu Bakr ibn Abd’Allah al-’Aydarus menulis sebuah lagu sebagai penghormatan terhadap kopi.

Sejarah Kopi


Melalui Mekah. Para ahli sejarah Arab pernah meulis tentang kopi yang terjadi dimasa itu “It was drunk in the Sacred Mosque itself, so that there was scarcely a dhikr or mawlid where coffee was not present”.  

Dari Mekah lalu kopi menyebar melalui perantara para pengelana, pedagang, pelajar, salah satunya di kota Al-Azhar yang kemudian menjadi pusat orang menikmati kopi. Sampai meyertakan kopi dalam kegiatan ritual beragama. Hingga seorang penulis mendeskripsikannya “They drank coffee every Monday and Friday eve, putting it in a large vessel made of red clay. Their leader ladled it out with a small dipper and gave it to them to drink, passing it to the right, while they recited one of their usual formulas, mostly “La illaha il’Allah…”.

Kopi Dan Indonesia


Di Indonesia pertama kali masuk kopi pada tahun 1696 dari jenis kopi Arabika. Melalui Batavia (sekarang Jakarta) yang dibawa oleh Komandan Pasukan Belanda Adrian Van Ommen dari Malabar - India, yang kemudian ditanam dan dikembangkan di tempat yang sekarang dikenal dengan Pondok Kopi. Dari situlah kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat antara lain di Priangan, dan akhirnya menyebar ke berbagai bagian dikepulauan Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Sampai sekarang Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki kualitas kopi terbaik didunia.

Selain penyebarannya, kopi memiliki nilai histori untuk Indonesia, terkhusus Aceh. Dari seorang pahlawan nasional Teuku Umar, menjadikan kopi sebagai penyemangat pasukannya untuk membela bangsa.

Pada 11 Februari 1899, bertepatan dengan bulan Ramadhan, Teuku Umar tersungkur jatuh dihantam peluru emas Belanda di Suak Ujong, Meulaboh. Disaat pejuang sedang menunaikan sahur. Beliau langsung roboh dan syahid diusia 45 tahun.

Sebelum kejadian itu Teuku Umar datang ke Meulaboh dari arah Lhok Bubon bermaksud untuk membunuh dan menyergap Jenderal Van Heuzt yang ada di Meulaboh. Dan ternyata, jenderal ini juga memiliki maksud yang sama, untuk menangkap dan membunuh Teuku Umar. Pada saat ingin menyerang Teuku Umar menyerukan kata penyemangat pada pasukannya “Besok pagi kita akan minum kupi di Meulaboh atau syahid”. Dan takdir Allah SWT menyatakan sang tokoh legendaris ini syahid.

Kopi Dan Saat Ini


Kini kopi menjadi sebuah gaya hidup. Menikmati kopi tidak melulu hitam. Banyak rasa kopi tercipta dari biji-biji kopi beragam melalui tangan barista-barista handal. Dengan tambahan filosofi yang menggambarkan masing masing karakter kopi menjadikan kegiatan menikmati kopi menjadi pengalaman unik tersendiri.

Espresso yang memberikan aroma kuat intisari kopi sesungguhnya, memberikan kesan tegas dan bijaksana. Amiricano itu seperti lelaki cassanova penggoda namun ada saja yang jatuh cinta.  Ada Cappucino si genit yang perfeksionis, campuran espresso (kopi hitam pekat yang kental), susu, dan busa susu. Latte si perfekstonis yang jaim (jaga image), Moka si peramai seuasana nan glamor. Frappe si murah senyum yang menyejukan.

Menikmati kopi sekarang juga tidak melulu di rumah. Banyak tempat-tempat khusus yang diciptakan untuk seorang penggila kopi. Sepeti café, warkop, bahkan ada warung kopi keliling yang menjajakan kopi sachet di perempatan jalan. Yang ini bisa disebut StreetBucks. We love kopi.

Sekarang kopi bukan hanya pemilik orang-orang sufi berzikir, juga mereka sang pemikir, atau orang-orang yang menginginkan perubahan. Semua orang bisa menikmati kopi dengan segala kebaikan yang biji hitam ini miliki.

Pemandangan lelaki berkaos singlet, sarung super kusut, membaca koran kadaluarsa, dengan kopi didepanya, menjadi pemandangan biasa, bisa disebut ritual ngopi.

Hanya dengan segelas kopi mereka dapat dengan bebas menjelek-jelekkan kinerja pemerintah yang dianggap tidak becus, yang kabarnya hanya didapatkan dari koran bekas bungkus gorengan.

Tidak hanya itu, kopi menjadikan orang setara, tidak kenal profesi. Di aceh, jika dalam warung kopi, tidak ada lagi bupati, atau tukang panci, semua jadi sama dan setara, yaitu penikmat kopi. Indah sekali, semua karena kopi.

Namun ada sebagian dari mereka penikmat kopi musiman menghilangkan nilai esensi kopi. Ngopi hanya karena tren, gaya-gayaan, demi liker dan pujian social media. Datang di café kopi terkenal, cekrek, posting gambar. Mereka tidak tahu kopi yang sebenarnya ada dalam setiap rasa pahit yang tercipta di lidah. Mereka tidak mengerti betapa berharganya kopi yang dipetik petani, yang mengabdikan hidup dari biji-biji arabika dan robusta itu. 

Saat itulah kopi tidak lagi menjadikan seorang berbudi pekerti seperti sufi, pemikir seperti ilmuan, orator seperti aktivis atau sekedar bersyukur seperti para petani kopi itu sendiri. Trend ngopi menghilangkan nilai sejarah dalam pembentukannya. Padahal dijaman seperti sekarang ini banyak kebaikan yang dapat diberikan oleh kopi, selain hanya untuk bergaya. Selain untuk sekedar sebuah brand, atau bentuk lucu dari kopi art. Karena kopi tidak bisa dinilai dari photo belaka, melainkan nilai yang tercipta karenanya.

Kopi Dan Jenisnya


Penikmat kopi di Indonesia sangat luar biasa. Terlihat dari betapa pesatnya pertumbuhan kedai dan cafe yang bagaikan jamur di musim hujan. Ditambah lagi ramainya bermunculan berbagai merk dan variannya di televisi. Sehingga tak heran jika Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar peringkat ke-3 di dunia, setelah Brazil dan Vietnam.

Ada banyak sekali varietas biji kopi yang terkenal di dunia, diantaranya adalah Kopi Arabika, Kopi Robusta, Kopi Liberika, Kopi Excelsa, Kopi Khasiana, Kopi Arnoldiana, Kopi Abeokutae dan ribuan jenis biji kopi lainnya.

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang ada di dunia, ada 3 jenis utama yang sangat akrab di telinga dan setia menghiasi meja masyarakat Indonesia, yaitu: Kopi Arabika, Kopi Robusta dan Kopi Luwak. Masing-masing jenis kopi tersebut memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri.

Arabika Dan Karaterstik Yang Dimiliki


Kopi Arabika, merupakan jenis kopi yang paling banyak ditanam dan tersebar ke seluruh dunia. Produsen penghasil kopi Arabika yang paling utama di dunia berasal dari negara-negara di benua Afrika.

Sekarang kopi jenis ini telah banyak dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Afrika Timur, Afrika Tengah, Amerika Latin, India, Indonesia dan beberapa Negara lainnya. Pada umumnya, kopi jenis ini tumbuh di Negara-negara beriklim tropis atau subtropis.

Kopi Arabika, tumbuh pada ketinggian 600 sampai 2000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh tinggi hingga 3 meter pada kondisi lingkungan yang baik. Suhu terbaik untuk pertumbuhannya adalah sekitar 18 sampai dengan 26 oC. Biji kopi yang dihasilkan cukup kecil, sekitar 0,5 sampai 1 cm. Sedangkan warnanya mulai putih kehijauan hingga merah gelap.

Kopi yang berasal dari Ethiopia ini, merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar varietas minuman kopi yang ada, dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.

Kopi Arabika harganya relatif lebih mahal, karakteristik kopi ini rasanya cenderung ke arah “masam”. Selain itu, kandungan kafein yang terdapat dalam Kopi Arabika jauh lebih sedikit dibandingkan Kopi Robusta, Liberika, Kopi Lintong dan yang lainnya.

Kopi Arabika memiliki rasa yang kaya daripada jenis kopi lain, pasalnya kopi jenis ini memiliki banyak varietas. Tiap varian memiliki ciri yang unik. Beberapa varietas yang terkenal antaralain:
1)     Colombian coffee, pertama kali diperkenalkan di Kolombia pada awal tahun 1800. Saat ini kultivar Maragogype, Typica dan Bourbon ditanam di negeri ini. Jika langsung digoreng, kopi Kolombia memiliki rasa dan aroma yang kuat. Kolombia adalah penghasil kopi kedua terbesar di dunia setelah Brasilia. Sekitar 12% kopi di dunia dihasilkan di negara ini.
2)     Colombian Milds. Varian ini termasuk kopi dari Kolombia, Kenya dan Tanzania. Semuanya adalah jenis kopi arabica yang telah dicuci.
3)     Costa Rican Tarrazu, berasal dari San Marcos de Tarrazu Valley di pegunungan di luar San Jose, Costa Rica.
4)     Guatemala Huehuetenango, ditanam di ketinggian 5000 kaki di bagian utara Guatemala.
5)     Ethiopian Harrar, dari Harar, Ethiopia.
6)     Ethiopian Yirgacheffe, dari daerah di kota Yirga Cheffe di provinsi Sidamo (Oromia) di Ethiopia.
7)     Hawaiian Kona coffee, ditanam di kaki pegunungan Hualalai di distrik Kona di Hawaii. Kopi ini diperkenalkan pertama kali di kepulauan ini oleh Chief Boki. Ia adalah gubernur Oahu pada tahun 1825.
8)     Jamaican Blue Mountain Coffee, dari Blue Mountains di Jamaika. Kopi ini memiliki harga yang mahal karena kepopulerannnya.
9)     Kopi Jawa (Java coffee), dari pulau Jawa di Indonesia. Kopi ini sangatlah terkenal sehingga nama Jawa menjadi nama identitas untuk kopi.
10)  Sumatra Mandheling dan Sumatra Lintong, Mandheling dinamakan menurut suku Batak Mandailing di Sumatra Utara. Kopi Lintong dinamakan menurut nama tempat Lintong di Sumatra utara.
11)  Gayo Cofee, berasal dari dataran tinggi Gayo. Gayo adalah nama Suku Asli di Aceh, yang meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Luwes.
12) Sulawesi Toraja Kalosi. Ditanam di daerah pegunungan tinggi di Sulawesi. Kalosi adalah nama kota kecil di Sulawesi, yang merupakan tempat pengumpulan kopi dari daerah sekitarnya. Toraja adalah daerah pegunungan di Sulawesi tempat tumbuhnya kopi ini. Kopi dari Sulawesi ini memiliki aroma yang kaya, tingkat keasaman yang seimbang (agak sedikit lebih kuat dari kopi Sumatra) dan memiliki ciri yang multidimensional. Warnanya coklat tua. Kopi ini cocok untuk digoreng hingga warnanya gelap. Karena proses produksinya, kopi ini dapat mengering secara tidak teratur. Walau demikian biji yang bentuknya tidak teratur ini dapat memperkaya rasanya.

Mengenal Robusta


Kopi Robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi jenis ini dikategorikan sebagai kopi kelas 2, setelah Kopi Arabika, karena karakteristik rasanya yang cenderung lebih pahit dan mengandung kafein yang kadarnya jauh lebih banyak.

Dilihat dari medan tumbuhya, kopi jenis ini memiliki cakupan daerah lebih luas, tidak seperti Kopi Arabika yang harus tumbuh pada medan berketinggian tertentu.
            
Kopi Robusta, merupakan kopi yang banyak diproduksi. Dibandingkan dengan kopi Arabika, kopi Robusta ini memiliki harga yang relatif lebih murah dan lebih mudah dibudidayakan karena tanamannya kuat dan tahan terhadap penyakit dan hama. Rasanya pun lebih kuat dan kandungan kafeinnya lebih banyak dari biji kopi Arabika. Pengolahan kopi Robusta ini biasanya dibuat sebagai kopi tubruk.

Kopi ini banyak dibudidayakan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara dan Amerika selatan.

Tidak banyak varian yang dihasilkan dari kopi Robusta, salah satu yang paling terkenal adalah Kopi Alamaid dari Filipina.

Si Unik Kopi Luwak
            
Jenis kopi yang satu ini rupakan turunan atau subvarietas dari Kopi Arabika dan Kopi Rrobusta. Biasanya di setiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi Luwak yang terkenal adalah Kopi Luwak asli Indonesia.
            
Ketenaran biji kopi jenis ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an.

Kopi luwak merupakan kopi dengan harga jual termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram. Proses terbentuknya dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual kopi jenis ini.

Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji kopi ini kemudian dimakan oleh binatang Luwak atau sejenis Musang. Akan tetapi, tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang memberikan cita rasa tambahan yang unik.

Demikian uraian singkat tentang kopi, semoga dapat menambah wawasan bagi para pecintanya dan kita semua. Semoga bermanfaat.

- Artikel ini dibuat oleh dua orang yaitu : Guntur Bayu dan Iskandar. Yang bertujuan untuk Menyelesaikan tantangan di SuperWriter4 - 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diagram Use Case Dan Use Case Description

Apa itu SKPL Dan Kebutuhan Perangkat Lunak ?

Program C++ (mengurutkan abjad Z -A)