Logika Dan Hati

Kegiatan beberapa hari terakhir di BPPTIK mengingatkan gue akan perjalanan hidup gue yang nggak menentu arahnya. Siapa yang berpikir bahwa gue akan menjadi seorang enginer ?. Gue yang punya kapasistas hitung-hitung yang cetek kaya ketek jadi seorang teknikal, apa kabar dunia teknik Indonesia.

Memang sedari SMP gue lebih tertarik dengan dunia psikologi dengan melahab buku-buku psikologi ringan sampai buku Daniel Gloment. Dan gara-gara itu gue jadi sok analis, itu effeck buruk yang gue dapet. 

Gue nggak mau berandai-andai kalau waktu itu ada yang ngotrol arah hidup gue mungkin akan lebih baik, dengan diri gue yang selalu moody ini. 

Setelah SMP gue berfikir bahwa dunia komputer adalah segalanya yang perlu dimiliki di jaman yang serba serbi ini. Gue memilik SMK Teknologi untuk mengetahui seluk beluk komputer dengan memilih jurusan Multimedia yang waktu itu masih baru banget di sekolah gue. 

Dari sekolah STM yang super disiplin itu gue terbentuk menjadi seorang yang berpikir logis, dengan menerapkan segalanya dengan logis dan teratur. 

Meski jurusan multimedia yang dekat dengan dunia kreatif, tetap saja keteknikan dan kedisiplinan dunia kerja itu dibentuk dengan sangat baik. 

Setelah satu tahun gue jalani kelas multimedia dengan segala pelajarannya tentang edit mengedit foto dan sebagainya, ada perubahan jurusan yang diterapkan oleh kelas kami. Dikarenakan pengajar yang masih mini di sekolah itu untuk jurusan multimedia, jadi program keahlian multimediapun dihapuskan. Gue dan temen-temen gue kaya yang di PHP-in waktu itu. Dan mau nggak mau kami masuk jurusan Teknik Komputer Dan Jaringan, yang basickly teknik banget. 

Dalam keahlian TKJ adalah murni teknik komputer dengan segala logika-logikanya. Tanpa sadar otak gue menjadi logiker murni yang setiap apa yang mau gue lakukan adalah memilih logika sebagai kiblat pemikiran. Meski begitu gue masih tetep membaca buku-buku novel sastra dan berbagai buku psikologi yang ringan, seperti Laskar Pelagi, Super Nova dan sebagainya.

Waktu berjalan begitu cepat sampai-sampai gue ketingglan denganya. Gue coba terus memabngun diri gue dengan apa yang waktu itu gue pikirkan kedepan. Gue merencanakan hal-hal kecil dan besar di masa depan yang menurut gue suram. Sebab untuk menyelesaikan SMK saja berat, apa lagi untuk kedepannya.

Selesai SMK gue bekerja yang berhubungan dengan teknik. Gue bekerja menjadi seorang Technical Support selama satu tahun, hingga sebuah Politeknik di Bandung manggil gue untuk mengikuti program kuliah gratis dari BPKLN. 

Tapi dunia perkuliahan juga bukan malah bikin gue jadi seorang enginer sejati malah arah hidup gue yang semangkin rumit. Gue lebih suka nulis fiksi dari pada ngoding. Sampai kadang gue mikir apa sih arti sukses dalam hidup ini. Apa gue harus terus ngikuti isi hati gue yaitu apa yang gue ingikan, atau gue terus bergerak dengan mekanisme logika yang ada.

Logika dan hati memang nggak selalu bisa sepaham dalam hal memilih untuk diri gue. Tapi setidaknya gue harus berpikir jernih tentang masa depan yang harus gue pilih, bukan malah menjadi orang yang seperti makan buash simala kama.

Dan gue memilih untuk tetap menulis apa yang ada di hati gue dan apa yang ada di pikiran gue. Mungkin kedepannya blog ini akan menjadi sebuah blog dengan penuh tuttorial tentang komputer. Karena itu memang dasar pendidikan yang terbentuk didiri gue. Tapi sejatinya gue yang suka sastra juga akan menuliskan keresahan hati agar tidak mengganjal dan menjadi beban. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diagram Use Case Dan Use Case Description

Apa itu SKPL Dan Kebutuhan Perangkat Lunak ?

Program C++ (mengurutkan abjad Z -A)